Laman

Saturday, March 26, 2022

Sebagai teman pendengar seseorang yang tidak pernah bercerita

Bagaimana jika seseorang yang tidak pernah cerita, sebenarnya tidak bisa bercerita? Bukan karena tidak bisa menceritakan, tapi karena tidak bisa mengucapkan ceritanya. Bukan karena tidak mau bercerita, tapi karena tidak tahu bagaimana caranya bercerita.

Selalu diperintahkan untuk "Ceritakan saja yang mengganjal", "Ceritakan saja apa yang ada di kepala", atau "Ceritakan saja yang ingin diceritakan" namun bukan itu masalahnya. adalah trauma, adalah pengalaman yang membuat seseorang tidak bisa mengungkapkan ceritanya, adalah tekanan dari memori yang membuat seseorang tidak tahu bagaimana caranya menceritakannya. Meskipun diminta sehalus mungkin, diperintahkan atau dipaksa cerita itu tidak akan pernah muncul ke permukaan.

Ingatan akan dampak yang akan terjadi, ingatan tentang apa yang diterima setelah cerita. Memang seharusnya tidak perlu dipikirkan tapi setelah banyak dampak yang diberikan, pendekatan apa pun sulit dapat membantu. Khususnya pendekatan yang dilakukan oleh pemberi ingatan buruk tersebut. 

Silahkan menganggap hal tersebut adalah sebuah kesalahan, kebodohan, kecacatan, kelemahan atau bahkan kelainan. Anggapan itu akan malah menambah halangan seseorang untuk tidak bisa menceritakan. 

Saran yang bisa diusulkan hanya, mohon lakukan observasi dahulu. Tanamkan pemahaman pada kepala dan emosi bahwa seseorang tidak bisa bercerita karena tidak tau cara menceritakannya. Jangan tiba-tiba menanyakan dan memberikan petuah karena itu hanya akan membuat seseorang yang tidak bisa cerita tidak yakin dengan dirinya sendiri. Jangan pula "sok tahu" dengan kesulitannya atau tentang posisinya, karena itu akan memberikan pemahaman bahwa anda tidak perlu mendengarkan ceritanya karena sudah paham bahwa sulit bercerita. Aku tahu itu salah, tapi itu adalah hal yang secara subjektif dirasakannya. Pendekatan ini akan memakan waktu yang lama. Kalau anda adalah orang yang terbiasa buru-buru, mohon tidak usah "sok" menanyakan atau berusaha mengerti. Masalah ini bukanlah hal yang dapat diselesaikan begitu saja.

Saat akhirnya cerita bisa dikeluarkan, mohon "Jangan pernah" menyela ceritanya dengan pendapatmu. "Dengarkan" semuanya hingga cerita berakhir, bayangkan ada di posisi yang bercerita dan "Jangan banyak tanya" soal rencananya, keyakinannya maupun soal pendapatnya. Biarkan cerita itu mengalir begitu saja seperti "buang air", setelah selesai "jangan menyundul" ceritanya dengan koreksi, kritik atau pun saran pada ceritanya dan biarkan saja seperti itu untuk sesaat. Biarkan anda dan orang yang bercerita itu mengambil nafas yang sama. Anda dapat memberi respon "baik" setelah nafas menjadi tenang dan "selaras" karena hal ini krusial untuk mengurangi --dan mencegah-- orang yang bercerita tidak merasa telah melakukan kesalahan karena sudah bercerita.

- Tulisan ini berasal dari pengalaman dan opini pribadi setelah berhadapan dengan berbagai orang sebagai pendengar dan seseorang yang "tidak bisa bercerita".


- 26 Maret 2022

No comments: